Minggu, 12 Mei 2013

pengetahuan



a.    Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya dengan sendirinya pada waktu pengindraan  sehingga pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran, dan indra penglihatan (Notoatmodjo S, 2010:27).
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu,dan ini terjadi setelah orang melakukan penghindaran terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indra pengihatan, pendengaran, penciuman , rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata  dan telinga (Notoatmojdjo,2007:139).
Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengaruh rendah pula. Hal ini mengingat bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan non formal saja, akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif.
Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu. Menurut teori WHO (World Health Organization) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007) hal 13, salah satu bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri. (A. Wawan dan Dewi M, 2010: 12) 
b.    Tingkatan Pengetahuan
Pengetahuan mencangkup enam tingkatan, yaitu :
1).    Mengetahui (Know)
Kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk diantara mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
2).Memahami (Comprehension) 
Kemampuan ini menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut dengan benar.
3).    Aplikasi (Application)
Kemampuan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi, atau kondisi real, yaitu dengan menggunakan hukum, rumus, metode, prinsip dan situasi yang lain.
4).    Analisis (Analysis)
 Kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitan satu sama lain.
5).    Tesis (Syntesis)
Kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian dalam bentuk keseluruhan yang baru dengan kata lain sintesa adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi yang telah ada.
6).    Evaluasi (Evaluation)
Kemampuan untuk melakukan penilaian suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian tersebut berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada.
  (Notoatmodjo, 2010 : 27 – 28).
c.    Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau kuesioner yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek peneliti atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut diatas. Sedangkan kualitas pengetahuan pada masing-masing pengetahuan dapat dilakukan dengan scoring, dimana dikatakan baik jika skor 75%-100%, dikatakan cukup jika skor 55%-74%, dikatakan kurang jika skor ≤ 55% (Arikunto, 2006).
d.   Cara Memperoleh Pengetahuan
Cara memperoleh pengetahuan yang dikutip dari (Notoadmojo. 2003:11) adalah sebagai berikut :
1).    Cara  kuno untuk memperoleh pengetahuan
a).    Cara  coba  salah  (Trial  and  Error)
Cara  ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu tidak berhasil maka dicoba. Kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.
b).    Cara  kekuasaan  atau  otoritas
Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin-pimpinan masyarakat baik formal atau informal, ahli agama, pemegang pemerintah, dan berbagai prinsip orang lain yang menerima mempunyai yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris maupun penalaran sendiri.

2).    Berdasarkan  pengalaman  pribadi
 Pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai Upaya memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi masa lalu.
3).    Cara modern  dalam memperoleh pengetahuan
  Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular atau disebut metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh Francis Bacon, kemudian dikembangkan oleh Deobold Van Daven. Akhirnya lahir suatu cara untuk melakukan penelitian yang dewasa ini kita kenal dengan penelitian ilmiah.
e.    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
1) Faktor Internal
a)      Umur
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa.


b)      Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan demi mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.
Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi.
c)      Pekerjaan
Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangaan. Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga (A. Wawan dan Dewi M, 2010;16-17).


2)       Faktor Eksternal
a)   Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok
b)   Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi (Wawan dan Dewi M, 2010;16-18).

Selasa, 31 Juli 2012

Faktor-faktor Resiko Dalam Kehamilan



1) 
Terlalu Muda (Primi Muda)
a) Pengertian Terlalu Muda (Primi Muda)
Terlalu Muda (Primi Muda) adalah ibu hamil pertama pada usia kurang dari 20 tahun. Dimana kondisi panggul belum berkembang secara optimal dan kondisi mental yang belum siapmenghadapi kehamilan dan menjalankan peran sebagai ibu (BKKBN, 2007:4).
b)   Resiko Yang Dapat Terjadi
Menurut Rochjati (2003), resiko yang dapat terjadi pada kehamilan terlalu muda (primimuda) adalah :
(1).  Bayi  lahir belum cukup bulan
(2). Perdarahan dapat terjadi sebelum bayi lahir
(3). Perdarahan dapat terjadi setelah bayi lahir
c)   Alasan yang perlu diketahui adalah :
(1).  Secara fisik
Kondisi rahim dan panggul belun berkembang secara optimal, mengakibatkan kesakitan dan kematian bagi ibu dan bayinya. Pertumbuhan dan perkembangan fisik ibu terhenti/terhambat.
(2). Secara mental
Tidak siap menghadapi perubahan yang akan terjadi pada saat kehamilan.
2)   Terlalu Tua (Primi Tua)
a)    Pengertian Terlalu Tua (Primi Tua)
Terlalu Tua (Primi Tua) adalah ibu hamil pertama pada usia ≥ 35 tahun. Pada usia ini organ kandungan menua ,jalan lahir tambah kaku, ada kemungkinan besar ibu hamil mendapat anak cacat, terjadi persalinan macet dan perdarahan (Rochjati, 2003:51).
b)   Resiko Yang Dapat Terjadi
Menurut Rochjati (2003), resiko yang dapat terjadi pada kehamilan terlalu tua(primi tua ≥ 35 tahun) adalah :
(1).  Hipertensi/tekanan darah tinggi
(2). Pre-eklamspsi
(3). Ketuban pecah dini: yaitu ketuban pecah sebelum persalinan dimulai
(4). Persalinan macet: ibu yang mengejan lebih dari 1 jam, bayi tidak dapat lahir dengan tenaga ibu sendiri melalui jalan lahir biasa.
(5). Perdarahan setelah bayi lahir
(6). Bayi lahir dengan berat badan lahir rendah/BBLR < 2500gr
c)   Alasan yang perlu diketahui adalah :
a) Pada usia ini kondisi kesehatan ibu mulai menurun
b) Fungsi rahim menurun
c)  Kualitas sel telur berkurang
d)   Meningkatnya komplikasi medis dan persalian
3)   Terlalu Dekat Jarak Kehamilan
a)   Pengertian Terlalu Dekat Jarak Kehamilan
Terlalu Dekat Jarak Kehamilan adalah jarak antara kehamilan satu dengan berikutnya kurang dari 2 tahun (24 bulan). Kondisi rahim ibu belum pulih, waktu ibu untuk menyusui dan merawat bayi kurang (BKKBN, 2007, hlm 6).
b)   Resiko Yang Dapat Terjadi Menurut BKKBN, 2007
resiko yang mungkin terjadi pada kehamilan jarak dekat adalah
(1).  Keguguran
(2). Anemia
(3). Bayi lahir belum waktunya
(4). Berat badan lahir rendah (BBLR)
(5). Cacat bawaan
(6). Tidak optimalnya tumbuh kembang balita
c)   Alasan yang perlu diketahui adalah
a)    Kondisi rahim ibu belum pulih
b)     Dapat mengakibatkan terjadinya penyulit dalam kehamilan
c)     Waktu ibu untuk menyusui dan merawat bayi kurang
4)   Terlalu Banyak Anak (Grande Multi)
a. Pengertian Terlalu Banyak Anak (Grande Multi)
Terlalu Banyak Anak (Grande Multi) adalah ibu pernah hamil atau melahirkan lebih dari 4 kali atau lebih.  Kemungkinan akan di temui kesehatan yang terganggu, kekendoran pada dinding perut, tampak pada ibu dengan perut yang menggantung (Rochjati, 2003: 60).
b.   Resiko Yang Akan Terjadi
Menurut Rochjati (2003), resiko yang dapat terjadi pada kehamilan terlalu banyak anak (4 kali melahirkan) adalah
1)    Kelainan letak, persalinan letak lintang
2)   Robekan rahim pada kelainan letak lintang
3)   Persalinan lama
4)   Perdarahan pasca persalinan
c.    Alasan yang perlu diketahui adalah :
1)    Dapat mengakibatkan terjadinya ganguan dalam kehamilan
2)   Dapat menghambat proses perslainan, seperti kelainan letak
3)   Tumbuh kembang anak kurang optimal
4)   Menambah beban ekonomi keluarga
Manfaat yang akan diperoleh dalam menghindari 4T adalah
a.    Bagi kehamilan yang akan terjadi adalah kehamilan yang diinginkan, maka proses kehamilan dan persalinan dapat dilalui dengan aman dan sehat.
b.     Ibu akan mempunyai kesehatan reproduksi yang prima dan memiliki waktu yang cukup untuk merawat diri dan keluarga.
c.     Anak akan tumbuh dan berkembang dengan optimal, sehat, cerdas, dan mempunyai peluang mendapatkan pendidikan yang lebih baik.
d.    Keluarga mempunyai peluang untuk meningkatkan kemandirian dalam mengembangkan kesejahteraan

Rabu, 13 Juni 2012

Perubahan fisiologis masa nifas


1.    Uterus
Secara berangsur-angsur menjadi kecil ( involusi ) sehingga akhirnya kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Perubahan Uterus Masa Nifas
Involusi
Tinggi Fundus Uteri
Berat uterus
Bayi lahir
Setinggi pusat
1000 gram
Plasenta lahir
2 jari dibawah pusat
750 gram
7 hari ( 1 minggu )
Pertengahan symfisis-pusat
500 gram
14 hari ( 2 minggu )
Tidak teraba diatas symfisis
350 gram
42 hari ( 6 minggu )
Bertambah kecil
50 gram
56 hari ( 8 minggu )
Normal
30     ram
( Rustam, 1998, hal 115 ).
2.    Bekas implantasi plasenta
Mengecil karena kontraksi dan menonjol ke cavum uteri dengan diameter 7,5 cm. Setelah 2 minggu menjadi 3,5 cm, pada minggu ke enam 2,4 cm dan akhirnya pulih kembali.
3.    Luka-luka
Luka-luka pada jalan lahir bila tidak disertai infeksi akan sembuh dalam 6 – 7 hari.
4.    Rasa sakit
Rasa sakit disebut after pains ( mules-mules ) disebabkan kontraksi rahim, biasanya berlangsung 2 – 9 hari pasca persalinan
5.    Lochea
Lochea adalah cairan secret yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa nifas. Pengeluaran lochea dapat dibagi berdasarkan jumlah dan warnanya, sebagai berikut :
a)Lochea rubra/merah/kruenta, muncul hari 1 – 4 post partum, berwarna merah karena berisi darah segar, jaringan sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo, dan mekonium.
b) Lochea sanguinolenta cairan berwarna merah kecoklatan dan berlendir, berlangsung pada hari ke 5 – 7 post partum.
c)   Lochea serosa berwarna kuning kecoklatan karena mengandung serum leukosit dan robekan/laserasi plasenta. Muncul pada hari ke 7 – 14 post partum.
d) Lochea alba/putih mengandung leukosit, sel deciduas, sel epitel, selaput lendir serviks dan serabut jaringan mati. Berlangsung selama 2 – 6 minggu post partum.
e)  Kelainan pada lochea, yaitu lochea purulenta ( terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah dan bau busuk ) dan lochea locheostasis ( lochea tidak lancar keluarnya )
6.    Serviks
Setelah persalinan, bentuk serviks agak menganga seperti corong berwarna merah kehitaman. Konsistensinya lunak, kadang-kadang terdapat luka kecil. Setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2 – 3 jari, dan setelah 7 hari dapat dilalui 1 jari.
7.    Ligament-ligament
Ligament, fasia dan diafhragma pelvis yang meregang waktu persalinan, setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur mengkerut dan menjadi pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh kebelakang dan menjadi retrofleksi karena ligamentum rotundum menjadi kendor ( Rustam, Mochtar : 1998) 
8.    Vulva dan vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta perenggangan yang sangat besar selama proses persalinan dan akan kembali secara bertahap dalam 6 – 8 minggu post partum.
9.    Sistem perkemihan
Karena sfingter uretra ditekan oleh kepala janin dan spasma oleh iritasi muskulus sfingter ini selama persalinan, adanya oedema kandung kemih, oedema trigonium menimbulkan obstruksi dari uretra sehingga sering terjadi retensio urine. Kandung kemih dalam masa puerpurium sangat sensitive dan kapasitasnya bertambah, sehingga kandung kemih penuh atau sesudah buang air kecil masih tertinggal urine residual. Sisa urine dan trauma waktu persalinan mempermudah terjadinya infeksi.