a.
Pengertian
Pengetahuan
Pengetahuan
adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seorang terhadap objek
melalui indra yang dimilikinya dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian
besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran, dan indra
penglihatan (Notoatmodjo S, 2010:27).
Pengetahuan
merupakan hasil dari tahu,dan ini terjadi setelah orang melakukan penghindaran
terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera
manusia, yakni indra pengihatan, pendengaran, penciuman , rasa dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmojdjo,2007:139).
Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor
pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan,
dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan
semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti
seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengaruh rendah pula. Hal ini
mengingat bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan
non formal saja, akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non formal.
Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek
positif dan aspek negatif.
Kedua
aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang semakin banyak aspek positif dan
objek yang diketahui maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap objek
tertentu. Menurut teori WHO (World Health
Organization) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007) hal 13, salah satu
bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari
pengalaman sendiri. (A. Wawan dan Dewi M, 2010: 12)
Pengetahuan mencangkup enam
tingkatan, yaitu :
1). Mengetahui (Know)
Kemampuan untuk mengingat suatu
materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk diantara mengingat kembali (recall)
terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan
yang telah diterima.
2).Memahami (Comprehension)
Kemampuan ini
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut dengan benar.
3). Aplikasi (Application)
Kemampuan sebagai
kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi, atau
kondisi real, yaitu dengan menggunakan hukum, rumus, metode, prinsip dan
situasi yang lain.
4). Analisis (Analysis)
Kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi
dan masih ada kaitan satu sama lain.
5). Tesis (Syntesis)
Kemampuan untuk
menghubungkan bagian-bagian dalam bentuk keseluruhan yang baru dengan kata lain
sintesa adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi yang telah
ada.
6). Evaluasi (Evaluation)
Kemampuan untuk melakukan penilaian suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian tersebut berdasarkan suatu kriteria
yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada.
(Notoatmodjo,
2010 : 27 – 28).
c. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran
pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau kuesioner yang menanyakan
tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek peneliti atau responden.
Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita
sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut diatas. Sedangkan kualitas
pengetahuan pada masing-masing pengetahuan dapat dilakukan dengan scoring,
dimana dikatakan baik jika skor 75%-100%, dikatakan cukup jika skor 55%-74%,
dikatakan kurang jika skor ≤ 55% (Arikunto, 2006).
d. Cara Memperoleh Pengetahuan
Cara memperoleh pengetahuan yang dikutip dari
(Notoadmojo. 2003:11) adalah sebagai berikut :
1).
Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan
a).
Cara
coba salah (Trial and
Error)
Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan,
bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakukan dengan
menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu
tidak berhasil maka dicoba. Kemungkinan yang lain sampai
masalah tersebut dapat dipecahkan.
b).
Cara kekuasaan
atau otoritas
Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa
pemimpin-pimpinan masyarakat baik formal atau informal, ahli agama, pemegang
pemerintah, dan berbagai prinsip orang lain yang menerima mempunyai yang
dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu
atau membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris maupun penalaran
sendiri.
2).
Berdasarkan pengalaman
pribadi
Pengalaman
pribadi pun dapat digunakan sebagai Upaya memperoleh pengetahuan dengan cara
mengulang kembali pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapi masa lalu.
3).
Cara
modern dalam memperoleh pengetahuan
Cara ini disebut
metode penelitian ilmiah atau lebih popular atau disebut metodologi penelitian.
Cara ini mula-mula dikembangkan oleh Francis Bacon, kemudian dikembangkan oleh Deobold Van Daven. Akhirnya lahir suatu
cara untuk melakukan penelitian yang dewasa ini kita kenal dengan penelitian
ilmiah.
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pengetahuan
1)
Faktor Internal
a)
Umur
Usia
adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang
tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih
matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang
yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini
sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa.
b)
Pendidikan
Pendidikan
berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain
menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan
mengisi kehidupan demi mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan
diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan
sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.
Pendidikan
dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola
terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan pada
umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi.
c)
Pekerjaan
Pekerjaan
adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan
kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak
merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangaan.
Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi
ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga (A. Wawan dan Dewi M, 2010;16-17).
2)
Faktor Eksternal
a)
Faktor Lingkungan
Lingkungan
merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat
mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok
b)
Sosial Budaya
Sistem sosial
budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima
informasi (Wawan
dan Dewi M, 2010;16-18).
Daftar Pustaka cantumkan lah
BalasHapus